PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
IPS PADA KOMPETENSI PEMBENTUKAN HARGA PASAR KELAS VIII C
SMP NEGERI 12 PEKALONGAN
BAKTI INDRIANISARI
GURU IPS SMP NEGERI 12
PEKALONGAN
EMAIL : bakti.indrianisari@yahoo.com
ABSTRAK
Prestasi
belajar siswa SMP Negeri 12 Pekalongan kelas VIIIC masih belum memuaskan.
Penulisan ini mempunyai tujuan untuk menentukan dan menjelaskan penerapan media
pembelajaran berbasis multimedia sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi
belajar IPS di SMP 12 Pekalongan. Penilitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas ( classroom action research ).
Pada kondisi awal (prasiklus) prestasi belajar IPS kelas VIIIC pada kompetensi
pembentukan harga pasar masih rendah. Dari 28 siswa yang nilainya kurang dari
KKM ada 15 siswa (53,57 %), sesuai batas KKM ada 7 siswa (25%) dan melebihi
batas KKM ada 6 siswa (21, 43%) dengan rata-rata kelas 66,75. Setelah adanya
tindakan (action) pada siklus pertama prestasi belajar IPS mulai mengalami peningkatan.
Dari hasil evaluasi akhir diperoleh rata - rata kelas 75, 82 dengan nilai
tertinggi 90, nilai terendah 65. Dari 28 siswa yang nilainya di bawah KKM ada 7
siswa (25%), diatas KKM ada 20 siswa (71,43%), batas tuntas KKM ada 1 siswa (3,57%).
Karena belum memenuhi minimal 85% siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal 72
( tujuh puluh dua ) maka perlu adanya tindak lanjut pada siklus kedua. Pada
siklus kedua diperoleh hasil evaluasi belajar pada akhir pelajaran dengan rata
– rata kelas 82,11 dengan nilai tertinggi 100 dengan nilai terendah 68. Hal ini
menunjukkan pada siklus kedua prestasi belajar IPS kelas VIIIC sangat
memuaskan. Selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis multimedia, siswa menyerap materi ajar agar lebih
mendalam dan utuh, selain itu proses pembelajaran menjadi lebih interaktif,
jelas dan menarik. Oleh karena itu media pembelajaran berbasis multimedia
interaktif dapat digunakan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran
untuk diterapkan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah baik
di tingkat SD sampai perguruan tinggi.
Kata
kunci : Prestasi belajar IPS, media pembelajaran, multimedia interaktif
PENDAHULUAN
Dalam Undang – undang No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pembelajaran diartikan sebagai proses
interaktif peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Dalam aktivitas pembelajaran, Heinich mengatakan media
dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang membawa informasi atau pengetahuan
dalam interaksi yang berlangsung antara guru dan siswa (Furqon, 2005). Dari
pengertian tentang media dan pembelajaran maka pengertian media pembelajaran
adalah semua alat (bantu) yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dari
sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini peserta didik)
yang dapat merangsang pemikiran, perasaan dan perhatian penerima pesan hingga
tercipta bentuk komunikasi (pembelajaran).
Kemampuan professional guru adalah sejauh mana guru
menguasai metodologi pembelajaran dan media pembelajaran di sekolah untuk
kepentingan anak didiknya. Guru yang menguasai media pembelajaran akan
memungkinkan berhasil mengembangkan pengetahuan peserta didik dalam bidang ilmu
yang diampunya, sehingga optimalisasi tujuan pembelajaran dalam berbagai ranah
baik afektif, kognitif maupun psikomotorik dapat terwujud.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) bersamaan pula dengan perkembangan teknologi multimedia
menjadikan media pembelajaran berbasis IT. Ini semakin berkembang dengan pesat,
meski demikian masih banyak guru di dalam proses pembelajarannya bersifat
konvensional yang cenderung pasif, monoton dan membosankan. Hal ini dapat
pengakibatkan tujuan pembelajaran yang mencakup aspek ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik tidak dapat tercapai secara optimal.
Multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media
(format file) yang berupa teks, gambar, grafik, sound, animasi, video,
interaksi dan lain – lain yang telah dikemas dalam file digital (komputerisasi).
Pemanfaatan multimedia sangat banyak diantaranya untuk media pembelajaran,
game, film, medis, militer, bisnis, desain, iklan, olahraga dan lain – lain
(Wahono, 2007). Multimedia interaktif terkait dengan komunikasi dua arah atau
lebih dari komponen – komponen komunikasi. Komponen – komponen dalam multimedia
interaktif (berbasis komputer) adalah hubungan antara manusia (sebagai pengguna
produk) dan komputer (software / aplikasi / produk dalam format file tertentu,
biasanya dalam bentuk CD / Compact Disk). Multimedia interaktif memiliki semua
kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Kelabihan media berbasis komputer (multimedia)
ini antara lain : (1). Mampu menampilkan teks, gerak, grafik, suara dan gambar.
(2). Dapat digunakan secara interaktif, hubungan dua arah, (3). Komputer yang
disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus ruang
dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas.
Kompetensi dasar pembentukan harga pasar adalah
materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII Semester dua. Materi ini
perlu adanya pemahaman dan penguasaan yang mendalam oleh para siswa agar dapat
tuntas belajarnya. Apalagi materi ini dipandang sebagai materi esensial yang
punya nilai lebih yang perlu mendapatkan perhatian terkait dengan kegiatan –
kegiatan ekonomi yang dilakukan baik perorangan, kelompok, swasta, maupun
pemerintah untuk mencapai kemakmuran masyarakat.
Peneliti merasa prihatin terhadap prestasi belajar
IPS terutama pada kompetensi pembentukan harga pasar di kelas VIIIC SMP Negeri
12 Pekalongan tahun 2011 / 2012, terbukti dengan banyaknya siswa yang
mendapatkan nilai rendah di bawah KKM yaitu di bawah nilai 72. Jumlah siswa
kelas VIII C berjumlah 28 siswa. Dari 28 siswa yang nilainya kurang dari KKM
ada 15 siswa ( 53,57 % ) sesuai batas KKM ada 7 siswa ( 25 % ) sedangkan yang
melebihi batas KKM ada 6 siswa ( 21,43 % ) dengan rata – rata kelas 66,75.
Sementara targetnya minimal 85 % siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal 72
sampai 100. Namun hal tersebut belum dapat diwujudkan, sehingga peneliti
menganggap hal ini perlu untuk diteliti dalam sebuah penelitian tindakan kelas.
Ketidakberhasilan tersebut dapat diperbaiki melalui penggunaan media yang
berbasis komputerisasi atau multimedia interaktif. Multimedia interaktif ini
selain berisi materi ajar juga dilengkapi dengan kuis / pertanyaan untuk
merangsang keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga materi
ajar yang disampaikan dapat mudah dipahami dengan baik sehingga prestasi belajar
IPS pada kompetensi pembentukan harga pasar dapat meningkat. Multimedia
interaktif ini memadukan unsur grafik, data, video, suara, animasi yang disusun
secara praktis dan sistematis. Penggunaan multimedia interaktif ini sangat
membantu guru dalam menyampaikan materi ajarnya sehingga pemahaman yang masih
abstrak berubah menjadi pemahaman yang kongkrit karena peserta didik secara
langsung terlibat dengan media tersebut.
Dari pemikiran di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “ Apakah dengan menggunakan media pembelajaran berbasis
multimedia interaktif dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada kompetensi
pembentukan harga pasar. Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu
memberikan manfaat baik bagi peserta didik, guru maupun praktisi pendidikan dan
masyarakat tentang penggunaan multimedia pembelajaran interaktif untuk
meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Sumber kajian
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII C dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 12
Pekalongan. Alasan pemilihan siswa kelas VIII C karena kelas VIII C untuk
prestasi belajar IPS pada kompetensi pembentukan harga pasar paling rendah
dibandingkan dengan kelas delapan lainnya. Sasaran dari penelitian ini adalah
untuk menjawab permasalahan yang telah diuraikan pada rumusan masalah yaitu
menjelaskan penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif dapat
meningkatkan prestasi belajar IPS pada kompetensi pembentukan harga pasar di
kelas VIII C SMP Negeri 12 Pekalongan. Penelitian ini menggunakan dua siklus
dengan tahapan (1). Perencanaan (Planning), (2). Tindakan (Action), (3). Pengamatan (Observation), (4). Reflekting (Reflection). Alasan penggunaan dua
siklus karena pada siklus pertama hasil penelitian belum mencapai minimal 85%
siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal 72 (tujuh puluh dua) sesuai dengan
KKM yang ditetapkan. Pada siklus pertama masih 75% siswa mencapai kriteria
ketuntasan minimal 72 dari KKM telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan
sumber data dari (1). Guru yaitu berupa hasil pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung, (2). Siswa yaitu berupa hasil belajar / hasil test.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti dan
penanggungjawab penuh. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil pembelajaran di kelas, di mana guru secara penuh terlibat
dalam penelitian mulai dari perencanaan hingga sampai tindakan refleksi. Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan metode tes digunakan untuk mendapatkan
informasi mengenai data kognitif siswa dan metode non tes digunakan untuk
mengetahui perubahan perilaku dan sikap dalam pembelajaran IPS pada kompetensi
pembentukan harga pasar dengan menggunakan media pembelajaran berbasis
multimedia interaktif. Data non tes diperoleh melalui 1).Wawancara ,
2).Observasi / pengamatan.
Teknik analisis data menggunakan : 1). Analisis data
kualitatif terdapat beberapa aktivitas antara lain reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan. Data kualitatif berupa hasil observasi siswa. 2). Analisis data kuantitatif berupa hasil tes
antar siklus. Adapun indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini
adalah 1). Keberhasilan individu yaitu siswa
harus mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 72 (Tujuh puluh dua),
2). Keberhasilan klasikal dinilai dari nilai rata – rata siswa yang mampu memperoleh
nilai ≥ 72 atau sama dengan persentase
ketuntasan klasikal lebih dari atau sama dengan 85% dari jumlah siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada kondisi prasiklus yang peneliti lakukan pada
tanggal : 2 April 2012 bahwa nilai ketuntasan pembelajaran IPS pada kompetensi
pembentukan harga pasar di kelaas VIII C SMP Negeri 12 Pekalongan masih di
bawah kriteria ketuntasan minimal (72). Dari 28 siswa yang nilainya kurang dari
KKM 72 sebanyak 15 siswa atau 53,57% sedangkan yang memenuhi kriteria
ketuntasan minimal 72 ada 13 siswa atau 46,43% dengan rata – rata kelas 66,75.
Tingkat keaktifan siswa sebelum menggunakan media pembelajaran berbasis
multimedia interaktif pada kondisi prasiklus siswa memang cenderung pasif
(diam). Hampir seluruh siswa di kelas VIII C tidak semanga , tidak bergairah
dalam proses kegiatan belajar mengajar. Selama proses KBM berlangsung siswa
yang aktif mengemukakan ide – ide / gagasan hanya 2 anak atau 7,14%, antusias
(gairah) dalam belajar hanya 5 anak atau
17,86 % , fokus pada pelajaran hanya 5 anak atau 17,86%, Mengajukan dan
menjawab pertanyaan hanya 2 anak ( 7,14 %). Dari permasalahan pada kondisi awal
inilah, peneliti perlu adanya penelitian dalam sebuah penelitian tindakan kelas
atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilaksanakan sebanyak 2
siklus, dimana tiap – tiap siklus terdapat beberapa tahapan, yaitu 1). Refleksi
awal, 2).Perencanaan, 3). Tindakan ,dan
4). Analisis dan refleksi. Alasan penelitian ini dilaksanakan dua siklus
karena pada siklus pertama hasil penelitian belum mencapai minimal 85% siswa
mencapai kriteria ketuntasan minimal 72 (tujuh puluh dua ) sesuai dengan KKM
yang telah ditetapkan. Pada siklus pertama masih 75 % siswa mencapai kriteria
ketuntasan minimal 72 dari KKM yang telah ditetapkan. Dari tindakan siklus pertama
diperoleh hasil pada tabel 1. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa masih
sebagian siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Mengemukakan ide –
ide / gagasan 14 siswa atau 50 %, mengajukan dan menjawab pertanyaan 14 siswa
atau 50%, Fokus terhadap pelajaran 15 siswa (53,57%) dan antusias dalam belajar
juga 15 siswa (53, 57%). Apabila dibandingkan pada kondisi awal (prasiklus)
dengan kondisi pada siklus pertama dalam tingkat keaktifan sudah mengalami
peningkatan meski belum mencapai peningkatan yang signifikan. Pada siklus
pertama para siswa sudah menunjukkan perubahan dalam proses belajarnya. Mereka
merasa senang, bergairah, antusias, dan perhatian terhadap mata pelajaran IPS. Adapun
hasil belajar berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru pada akhir
pelajaran dapat dilihat pada tabel 3. Dari tabel 3 dapat dilihat rata – rata
kelas 75,82 nilai tertinggi 90, dan nilai terendah 65, siswa yang memenuhi
batas kriteria ketuntasan minimal 72 ada 1 siswa (3,57 %) dan melebihi KKM ada
20 siswa ( 71,43%)
Deskripsi tentang uraian di atas dapat digunakan
sebagai bahan refleksi untuk proses pembelajaran yang menggunakan multimedia
interaktif pada siklus kedua. Adapun langkah yang diambil untuk menyelesaikan
masalah di atas adalah (1). Pada akhir siklus pertama siswa diberi tugas untuk
mempelajari materi yang akan dibahas pada saat pertemuan berikutnya, (2).Siswa
diberi informasi bahwa pembelajaran untuk hari berikutnya tetap menggunakan
multimedia interaktif sebagai media pembelajaran agar pada pertemuan berikutnya
siswa akan lebih siap mengikuti kegiatan proses pembelajaran. Adapun hasil
refleksi terhadap guru sebagai fasilitator pada siklus pertama ini masih
terdapat kekurangan sehingga perlu adanya perbaikan untuk dilakukan pada siklus
berikutnya yakni siklus kedua antara lain : (1). Guru harus lebih terampil
dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran,
(2). Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan strategi
pembelajarannya termasuk pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang akan
digunakan, (3). Guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan
bermakna agar siswa tetap semangat, bergairah, perhatian dalam belajar.
Pada saat siklus kedua berlangsung, tingkat
keaktifan siswa dalam menyampaikan ide – ide / gagasan ada 25 siswa ( 89,28%),
gairah dalam belajar ada 26 siswa ( 92,86%), perhatian siswa ke pelajaran ada
26 ( 92,86%), mengajukan dan menjawab pertanyaan ada 25 siswa ( 89,28%) lihat tabel 2. Apabila
peneliti melihat tabel 2 maka untuk keaktifan siswa mengalami peningkatan yang
luar biasa. Hampir seluruh siswa dapat beradaptasi dengan media pembelajaran
berbasis multimedia tersebut sehingga kesulitan dan permasalahan yang dihadapi
siswa dalam proses belajarnya dapat teratasi dan pemahaman siswa terhadap isi
materi yang semula abstrak ( verbalistik ) berubah menjadi pemahaman isi materi
yang kongkrit ( nyata ) sehingga prestasi belajar IPS yang diraih oleh siswa
pada kompetensi pembentukan harga pasar meningkat. Hal tersebut dilihat pada hasil
evaluasi yang dilaksanakan pada siklus kedua ( lihat tabel 4) dimana ada 26
siswa ( 92,86%) memenuhi kriteria ketuntasan minimal, nilai tertinggi = 100,
dan nilai terendah 68, sedangkan rata – rata kelas 82,11. Apabila dilihat dari target yang akan
dicapai minimal 85% siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal 72 berarti pada
siklus kedua telah memenuhi indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan
ini. Hal terebut disebabkan karena : (1).Siswa sudah terbiasa dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif, (2). Siswa
merasa senang karena guru sudah terbiasa secara kreatif dan inovatif dalam
pembelajaran sehingga siswa tidak merasa bosan (jenuh), (3). Pembelajaran
dikemas dalam suasana yang menyenangkan sehingga siswa belajar bukan merupakan
suatu beban, (4). Siswa tanpa adanya suatu tekanan dapat mengemukakan ide – ide
/ gagasan secara bebas , (5). Siswa secara aktif mengajukan dan menjawab
pertanyaan baik dari guru maupun siswa itu sendiri, (6). Adanya hubungan
interaktivitas antara siswa dengan media sehingga memudahkan siswa dalam
memahami materi yang diajarkan oleh guru, dimana pemahaman yang semula abstrak
berubah menjadi pemahaman yang kongkrit. Adanya
keseragaman pemahaman mengakibatkan
prestasi belajar IPS pada kompetensi pembentukan harga pasar menjadi meningkat.
SIMPULAN
Pada pengamatan (observasi) awal, peneliti melihat
proses pembelajaran sebelum menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia
interaktif, siswa cenderung pasif (diam), kurang respon terhadap pelajaran
bahkan kondisi kelas ramai. Siswa tidak fokus (perhatian) terhadap materi yang
disampaikan oleh guru. Hal tersebut disebabkan karena dalam pembelajaran guru
masih konvensional (teacher centered).
Pada prasiklus (kondisi awal) prestasi belajar rendah
yakni ketuntasan belajar hanya 46,43% atau 13 siswa dari 28 siswa dengan nilai
rata – rata 66,75. Adapun nilai tertinggi pada tahap prasiklus 85 dan nilai
terendah 50. Setelah adanya tindakan pada siklus pertama perolehan prestasi
belajar berdasarkan penilaian (evaluasi) yang diberikan guru pada akhir
pelajaran 21 siswa (75%) yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal dengan nilai rata – rata 75,82 nilai tertinggi 90, dan nilai terendah adalah
65. Adanya hasil yang diperoleh pada siklus pertama ternyata masih belum sesuai
dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah yakni 85
% dari jumlah siswa yang mendapatkan
nilai minimal 72, maka dilanjutkan dengan siklus kedua. Dari hasil evaluasi
yang dilakukan oleh guru pada akhir pembelajaran pada siklus kedua menunjukkan
jumlah siswa yang sudah memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal yang
ditargetkan guru dalam mengerjakan soal evaluasi adalah sejumlah siswa 26
dengan nilai rata – rata 82,11 , nilai tertinggi 100, nilai terendah 68. Jadi
indikator keberhasilan dicapai setelah siklus kedua selesai, karena sudah
memenuhi kriteria keberhasilan minimal 85% siswa mencapai ketuntasan minimal 72
yaitu 92,86%
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar IPS. Hal ini
disebabkan dalam penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif
menjadikan siswa menjadi aktif, bergairah, semangat, dan antusias dalam
belajar. Selain itu adanya hubungan interaktivitas antara siswa dengan media
sehingga pemahaman siswa terhadap isi materi yang semula abstrak menjadi
pemahaman yang kongkrit (adanya keseragaman pemahaman)
Oleh karena itu disarankan penggunaan multimedia
interaktif sebagai media pembelajaran dapat dijadikan sebagai salah satu media
pembelajaran alternatif untuk diterapkan pada mata pelajaran IPS. Sehubungan
dengan peningkatan mutu / kualitas pembelajaran di sekolah maka perlunya
optimalisasi penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif
sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar IPS. Bagi pihak sekolah
seharusnya menyediakan fasilitas yang dapat menunjang pelaksanaan proses
pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Tabel 1 : Hasil siklus I tentang keterlibatan dan
keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
berbasis multimedia interaktif
No
|
Aspek
Aktivitas
|
Siswa
yang aktif
|
Persentase
|
1.
|
Mengemukakan
ide – ide ( gagasan )
|
14
|
50%
|
2.
|
Mengemukakan
dan menjawab pertanyaan
|
14
|
50%
|
3.
|
Fokus
terhadap pelajaran (perhatian)
|
15
|
53,57%
|
4.
|
Gairah
dalam belajar (antusias)
|
15
|
53,57%
|
Sumber : Diolah dari hasil
penelitian
Tabel 2 : Hasil siklus II tentang keterlibatan dan keaktifan siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia
interaktif
No
|
Aspek
Aktivitas
|
Siswa
yang aktif
|
Persentase
|
1.
|
Mengemukakan
ide – ide ( gagasan )
|
25
|
89,28%
|
2.
|
Mengemukakan
dan menjawab pertanyaan
|
25
|
89,28%
|
3.
|
Fokus
terhadap pelajaran (perhatian)
|
26
|
92,86%
|
4.
|
Gairah
dalam belajar (antusias)
|
26
|
92,86%
|
Tabel 3 : Nilai Tes Formatif pada siklus I
No
Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
No.
Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
||
T
|
TT
|
T
|
TT
|
||||
1.
|
75
|
√
|
-
|
15.
|
78
|
√
|
-
|
2.
|
65
|
-
|
√
|
16.
|
68
|
-
|
√
|
3.
|
65
|
-
|
√
|
17.
|
75
|
√
|
-
|
4.
|
75
|
√
|
-
|
18.
|
65
|
-
|
√
|
5.
|
68
|
-
|
√
|
19
|
72
|
√
|
-
|
6.
|
80
|
√
|
-
|
20.
|
85
|
√
|
-
|
7.
|
78
|
√
|
-
|
21.
|
85
|
√
|
-
|
8.
|
76
|
√
|
-
|
22.
|
78
|
√
|
-
|
9.
|
80
|
√
|
-
|
23.
|
75
|
√
|
-
|
10.
|
85
|
√
|
-
|
24
|
83
|
√
|
-
|
11.
|
68
|
-
|
√
|
25
|
80
|
√
|
-
|
12.
|
90
|
√
|
-
|
26
|
65
|
-
|
√
|
13.
|
73
|
√
|
-
|
27
|
80
|
√
|
-
|
14.
|
78
|
√
|
-
|
28
|
78
|
√
|
-
|
Jumlah
|
1056
|
10
|
4
|
Jumlah
|
1067
|
11
|
3
|
Jumlah Skor
Maksimal Ideal 2800
Jumlah
skor tercapai 2123
Rata – rata
Skor tercapai 75,82
|
Persentase
siswa yang Tuntas 75%
Nilai
tertinggi : 90
Nilai
terendah : 65
|
Tabel 4 Nilai Tes Formatif pada siklus II
No
Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
No.
Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
||
T
|
TT
|
T
|
TT
|
||||
1.
|
80
|
√
|
-
|
15.
|
85
|
√
|
-
|
2.
|
72
|
√
|
-
|
16.
|
82
|
√
|
-
|
3.
|
68
|
-
|
√
|
17.
|
80
|
√
|
-
|
4.
|
82
|
√
|
-
|
18.
|
68
|
-
|
√
|
5.
|
83
|
√
|
-
|
19
|
75
|
√
|
-
|
6.
|
90
|
√
|
-
|
20.
|
88
|
√
|
-
|
7.
|
82
|
√
|
-
|
21.
|
88
|
√
|
-
|
8.
|
80
|
√
|
-
|
22.
|
82
|
√
|
-
|
9.
|
85
|
√
|
-
|
23.
|
80
|
√
|
-
|
10.
|
90
|
√
|
-
|
24
|
90
|
√
|
-
|
11.
|
75
|
√
|
-
|
25
|
95
|
√
|
-
|
12.
|
100
|
√
|
-
|
26
|
75
|
√
|
-
|
13.
|
75
|
√
|
-
|
27
|
85
|
√
|
-
|
14.
|
82
|
√
|
-
|
28
|
82
|
√
|
-
|
Jumlah
|
1144
|
13
|
1
|
Jumlah
|
1155
|
13
|
1
|
Jumlah Skor
Maksimal Ideal 2800
Jumlah skor tercapai 2299
Rata – rata
Skor tercapai 82,11
|
Persentase
siswa yang Tuntas 92,86%
Nilai
tertinggi
: 100
Nilai terendah
:
68
|
Gambar
1 : Peningkatan ketuntasan siswa dari prasiklus sampai dengan siklus 2
DAFTAR PUSTAKA
-
Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
-
“ Multimedia Interaktif
“ , http : // www.eduksi .net / sosialisasi / Multimedia Interaktif
-
“ Multimedia Pembelajaran “ , http : // www.Ilmu Komputer.org/2008/01/26/multimedia
pembelajaran
-
Lif Khoiru Ahmadi, M.Pd, Sofan Amri,
S.Pd , 2007, Mengembangkan Pembelajaran
IPS Terpadu, PT.Prestasi Pustakaraya, Jakarta
-
Seni Apriliya, 2007, Manajemen Kelas untuk Menciptakan Iklim
Belajar yang Kondusif: PT Visindo
-
Silberman, Melvin L, 2004. Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa
Aktif. Bandung: Nuansa
-
Hendy Hermawan. 2010. Teori Belajar dan Motivasi : CV Citra
Praya
Teima kasih PTK nya yg sangat banyak menambah pengelaman saya dalam membuat PTK sendiri, sekalai lagi terima kasih Gan
BalasHapus