PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
- JUDUL PENELITIAN
MEMINIMALKAN KESALAHAN PEMAHAMAN KONSEP TARIF PAJAK
PENGHASILAN PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 7 PEKALONGAN MELALUI MEDIA BALOK
UANG BERSUSUN.
- LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu indikator pencapaian
pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VIII
khususnya semester II, yaitu pada Kompetensi Dasar (KD) Mendeskripsikan fungsi
pajak dalam perekonomian nasional, adalah memahami pajak yang ditanggung
keluarga. Di dalam indikator tersebut
tercakup materi menghitung pajak penghasilan.
Bagi sebagaian besar siswa, jika
mulai dihadapkan dengan materi yang bernuansa hitung-menghitung, mereka akan
segera apriori dan terlebih dahulu
menganggap materi tersebut sulit.
Kondisi tersebut sangat
mengkhawatirkan karena akan menciptakan situasi pembelajaran yang tidak
efektif. Di saat itulah peran seorang guru dinantikan. Guru dituntut untuk bisa
membawa siswanya keluar dan menepis anggapan-anggapan tersebut.
Materi menghitung Pajak Penghasilan
sebenarnya merupakan materi yang cukup mudah untuk dikuasai oleh siswa, asalkan
siswa bisa atau mampu memahami Konsep Tarif Pajak Penghasilan.
Dari hasil pengamatan penulis sebagian besar siswa mengalami
kekeliruan dalam memahami Konsep Tarif Pajak Penghasilan. Hal ini mungkin juga
tidak lepas dari adanya penggunaan Tarif Pajak Penghasilan ini dimana
menggunakan Tarif Progresif. Tarif
progresif menurut Fattah (2008 : 340) adalah tarif pemungutan
pajak dengan persentase yang semakin meningkat mengikuti pertambahan jumlah
pendapatan yang dikenakan pajak.
Kesalahan pemahaman oleh siswa terletak ketika
Pendapatan Kena Pajak (PKP) telah diketahui maka siswa akan langsung
mengalikannya dengan tarif Pajak Penghasilan (PPh), padahal seharusnya PKP
tersebut akan dibagi sesuai dengan lapisan tarif PPh, mulai dari lapisan
terendah yaitu 5% sampai dengan jumlah PKP tersebut habis atau sampai dengan
lapisan tarif yang terakhir yaitu 30%. Kesalahan pemahaman ini penulis temukan
dalam refleksi awal penelitian ini, dimana dari 37 siswa di kelas VIII F, hanya
5 siswa yang bisa memahami penjelasan dari guru, atau hanya 13,5 % saja.
Kesalahan pemahaman Konsep Tarif
Pajak Penghasilan yang dialami oleh sebagian besar siswa ini membuat penulis termotivasi
untuk segera berusaha mencari jalan keluar, agar dalam pembelajaran materi
menghitung Pajak Penghasilan tersebut bisa berjalan efektif. Oleh karena itu
penulis menciptakan satu media pembelajaran yang sederhana, yang penulis namai
dengan “Balok Uang Bersusun”.
Dengan menggunakan media pembelajaran
Balok Uang Bersusun ini diharapkan dapat meminimalkan kesalahan pemahaman
konsep Tarif Pajak Penghasilan bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
khususnya kelas VIII.
- RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas,
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana penggunaan media
pembelajaran Balok Uang Bersusun dapat meminimalkan kesalahan pemahaman konsep
Tarif Pajak Penghasilan pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 7 Pekalongan Tahun
pelajaran 2010/2011?
- TUJUAN PENELITIAN
Sejalan dengan rumusan masalah
diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk meminimalkan kesalahan pemahaman
konsep Tarif Pajak Penghasilan pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 7 Pekalongan
Tahun pelajaran 2010/2011.
- MANFAAT PENELITIAN
1.
Manfaat Teoretis
Dapat digunakan sebagai bahan
penelitian & pengembangan penelitian sejenis lainnya.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Siswa, dapat mempermudah
memahami konsep tarif pajak penghasilan dan meningkatkan hasil belajar
khususnya pengetahuan tentang menghitung Pajak Penghasilan.
b.
Bagi Guru, dapat memacu
kreatifitas guru menciptakan media pembelajaran yang murah dan sederhana tetapi
efektif membantu proses pembelajaran, dan juga dapat memberikan alternatif
media yang akan digunakan oleh guru dalam pembelajaran menghitung pajak
penghasilan.
c.
Bagi Sekolah, merupakan sumbangan
positif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat meningkatkan mutu pembelajaran
IPS.
- LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
1.
Landasan Teoretis
a.
Konsep Tarif Pajak Penghasilan
Menurut Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan Indonesia, yang telah disempurnakan menjadi Undang-Undang
No.16 Tahun 2000, pajak adalah iuran wajib yang dibayar oleh wajib pajak
berdasarkan norma-norma hukum untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran kolektif
guna meningkatkan kesejahteraan umum yang balas jasanya tidak diterima secara
langsung (Sudarmi 2008:311)
Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan kepada subjek
pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. (Fattah
2008:340)
Besarnya tarif pajak penghasilan yang ditetapkan atas penghasilan
kena pajak adalah sebagai berikut:
1)
Menurut Undang-undang Nomor 17
Tahun 2000.
Tabel 1. Tarif PPh menurut
UU No 17 Tahun 2000
No
|
Lapisan Penghasilan Kena pajak
|
Tarif pajak
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Sampai dengan Rp 25.000.000,00
Di atas Rp 25.000.000,00 s.d Rp 50.000.000,00
Di atas Rp 50.000.000,00 s.d Rp 100.000.000,00
Diatas Rp 100.000.000,00 s.d Rp 200.000.000,00
Di atas Rp 200.000.000,00
|
5 %
10%
15%
25%
35%
|
(UU No 17 Tahun 2000)
2)
Menurut Undang-undang Nomor 36
Tahun 2008.
Tabel 2. Tarif PPh menurut
UU No 36 Tahun 2008
No
|
Lapisan Penghasilan Kena pajak
|
Tarif pajak
|
1.
2.
3.
4.
|
Sampai dengan Rp50.000.000,00
Di atas Rp 50.000.000,00 s.d Rp 250.000.000,00
Di atas Rp 250.000.000,00 s.d Rp 500.000.000,00
Di atas Rp 500.000.000,00
|
5 %
15%
25%
30%
|
(UU No 36 tahun 2008 )
Dari dua Tarif Pajak Penghasilan
menurut dua undang-undang diatas, penulis menggunakan Tarif PPh yang terbaru
yaitu menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008
b.
Media Pembelajaran
Sudrajat (2008) mengemukakan, media berasal dari bahasa latin
merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara”
atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima
pesan.
Selanjutnya Schramm (1977) seperti dikutip dalam Sudrajat (2008)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran
adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku,
film, video dan sebagainya (Sudrajat 2008).
Sedangkan, National
Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras (Sudrajat 2008).
Menurut Latuheru (1988:13) dalam Laria (2008) Media pembelajaran
adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari
sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini anak didik
ataupun warga belajar). Pesan (informasi) yang disampaikan melalui media, dalam
bentuk isi atau materi pengajaran itu harus dapat diterima oleh penerima pesan
(anak didik), dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan beberapa alat
indera mereka. Bahkan lebih baik lagi bila seluruh alat indera yang dimiliki
mampu dapat menerima isi pesan yang disampaikan.
Dari beberapa pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah semua alat bantu atau benda yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, dengan maksud untuk menyampaikan materi dari guru kepada siswa.
Nilai-nilai praktis media
pembelajaran menurut Santoso (2009:2) adalah :
1)
Membuat konsep yang abstrak
menjadi kongkrit.
2)
Dapat melampaui batas indera,
ruang dan waktu.
3)
Dapat diamati secara seragam
atau bersama.
4)
Memberi kesempatan pengguna
untuk mengontrol dirinya, kecepatan atau kelambatan dalam belajarnya.
5)
Membangkitkan keingintahuan dan
motivasi belajar.
6)
Dapat memberikan pengalaman
belajar dari yang abstrak hingga yang kongkrit.
c.
Media Pembelajaran Balok Uang
Bersusun
Balok diartikan sebagai barang yang
menyerupai bentuk balok. Uang
diartikan sebagai alat yang digunakan untuk proses tukar menukar barang/jasa.
Dan bersusun berasal dari kata susun,
artinya seperangkat barang yang diatur bertingkat-tingkat, sedang bersusun
diartikan bertumpuk, berlapis-lapis, bertingkat-tingkat (Depdikbud 2002).
Media Pembelajaran
Balok Uang Bersusun adalah media pembelajaran yang dibuat sendiri oleh penulis,
dimana media ini berbentuk balok yang terbuat dari kertas karton/buffalo, di
salah satu sisi dari balok tersebut tertulis sejumlah nominal rupiah, balok
kertas tersebut berjumlah empat sesuai dengan jumlah lapisan tarif pajak
penghasilan dan disusun bertingkat keatas.Balok yang terletak paling bawah menunjukkan
lapisan tarif pajak 5 %, balok kedua dari bawah menunjukkan lapisan tarif pajak
15 %, balok ketiga menunjukkan tarif pajak 25 %, dan balok paling atas
menunjukkan tarif pajak 30 %.
Cara kerja Media
Balok Uang Bersusun ini adalah sebagai berikut :
1)
Balok uang bersusun ini disusun
secara bertingkat/bertumpuk.
2)
Lapisan paling bawah adalah
lapisan tarif 5% dimana tertulis nominal uang Rp 50.000.000,00, dan seterusnya
keatas sampai lapisan tarif 30% dimana tertulis nominal uang Rp500.000.000,00.
3)
Selanjutnya apabila Pendapatan
Kena Pajak (PKP) sudah diketahui, maka jumlah PKP tersebut dibagi menjadi
beberapa bagian/lapisan sesuai dengan jumlah nominal yang tertulis di Media
Balok Uang Bersusun.
4)
Pembagian lapisan tersebut
dimulai dari bawah dan berlanjut keatas. Apabila jumlah PKP masih tersisa
setelah melewati lapisan yang paling bawah (5%), maka sisanya akan masuk ke
lapisan diatasnya, begitu seterusnya. Dan apabila masih tersisa sampai lapisan
yang ketiga (25%), maka seluruh sisa PKP akan dimasukkan ke tarif terakhir
(30%).
2.
Kerangka Berpikir
Kesulitan yang dihadapi siswa dalam
materi pembelajaran menghitung pajak penghasilan adalah lebih banyak terletak
pada pemahaman akan konsep tarif pajak penghasilan, sehingga sebagian besar
siswa mengalami kesalahan pemahaman akan konsep tarif pajak penghasilan ini. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut penulis mencoba menggunakan media pembelajaran Balok Uang
Bersusun, dimana dengan penggunaan media pembelajaran ini diharapkan akan bisa
meminimalkan kesalahan pemahaman konsep tarif pajak penghasilan.
3.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian
ini adalah : Penggunaan media Balok Uang Bersusun dapat meminimalkan kesalahan
pemahaman konsep tarif pajak penghasilan pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 7
Pekalongan Tahun pelajaran 2010/2011.
- METODE PENELITIAN
1.
Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri
7 Pekalongan, yang beralamat di Jalan Seruni 59 Pekalongan. Waktu penelitian
adalah pada semester II tahun pelajaran
2010/2011 tepatnya bulan Mei 2011, dengan alasan karena pada bulan tersebut
adalah saat penyampaian materi Pajak Penghasilan.
Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII F
SMP Negeri 7 Pekalongan Tahun pelajaran 2010/2011, dengan jumlah siswa 37 orang
terdiri dari 19 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Kelas ini dijadikan subjek
penelitian karena merupakan kelas yang hasil belajarnya paling rendah
dibandingkan kelas VIII D dan VIII E, dimana ketiga kelas tersebut adalah kelas
yang diampu penulis.
2.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), artinya objek penelitian ini adalah proses
pembelajaran yang merupakan interaksi antara guru, siswa, dan bahan ajar.
Penelitian ini menggunakan dua
siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari empat
kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan/tindakan, observasi, dan refleksi.
Pada siklus I, tahap perencanaan meliputi
:
a.
Menyusun Rencana Program Pembelajaran
b.
Menyiapkan media pembelajaran
Balok Uang Bersusun
c.
Menyiapkan buku sumber
d.
Menyusun angket, lembar
observasi, dan pedoman wawancara.
e.
Menyusun alat evaluasi untuk
mengukur penguasaan materi.
Tahap Pelaksanaan tindakan meliputi:
apersepsi, proses pembelajaran dan evaluasi. Pada saat proses pembelajaran guru
memberikan konsep tentang Tarif Pajak Penghasilan dengan bantuan media Balok
Uang bersusun. Setelah penjelasan konsep selesai, guru memberikan soal tes
tentang menghitung Pajak Penghasilan.
Pengamatan atau observasi dilakukan
selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan sekaligus untuk
mengetahui hasil pembelajaran siswa, penguasaan siswa akan konsep tarif pajak
penghasilan, serta perilaku siswa selama proses pembelajaran.
Pada tahap Refleksi, penulis
melakukan analisis hasil tes, hasil observasi, dan hasil wawancara yang telah
dilakukan. Hasil analisis tersebut kemudian di refleksikan untuk mengambil
langkah selanjutnya, apakah perlu melaksanakan siklus selanjutnya atau tidak.
3.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri atas instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen tes
berupa soal tertulis, yaitu soal-soal yang berkaitan dengan pemahaman konsep
tarif pajak penghasilan. Sedangkan instrumen non tes berupa lembar observasi,
dan pedoman wawancara.
4.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua teknik
pengumpulan data, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes dilakukan
pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Teknik non tes yang digunakan adalah
observasi dan wawancara. Teknik observasi dilakukan pada saat pembelajaran
berlangsung dan diperuntukkan bagi seluruh siswa. Wawancara dilakukan setelah
proses pembelajaran dan digunakan untuk mengungkap data penyebab kesulitan dan
hambatan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran.
5.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
ada dua, yaitu teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik kuantitatif
dipakai untuk menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes.
Analisis data tes secara kuantitatif dilakukan dengan merekap skor yang
diperoleh siswa, menghitung skor rata-rata kelas, dan menghitung persentase.
Hasil perhitungan nilai siswa dari masing-masing tes di siklus I dan siklus II
ini kemudian dibandingkan. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai
persentase pemahaman siswa tentang tarif pajak penghasilan.
Teknik kualitatif digunakan untuk
menganalisis data yang sifatnya kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari
hasil data non tes. Data kualitatif dalam penelitian ini berasal dari hasil
observasi, dan wawancara. Analisis data ini dilakukan dengan menelaah seluruh
data non tes yang diperoleh.
6.
Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan
ditetapkan kriteria bahwa semakin meningkat perolehan hasil tes pada kategori
diatasnya menunjukkan kriteria peningkatan pembelajaran dalam penelitian
tindakan kelas ini. Jadi seumpama pada siklus II kategori sangat paham lebih
besar daripada siklus I berarti terjadi peningkatan yang positif sebagaimana
terlihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 3. Tabel
nilai hasil tes
KATEGORI
|
INTERVAL NILAI
|
|
|
Sangat Paham
|
91 – 100
|
|
Paham
|
71 – 90
|
|
Kurang Paham
|
51 – 70
|
|
Tidak Paham
|
0 – 50
|
|
Penelitian ini akan dihentikan jika ≥
75% siswa dikelas tersebut sudah mencapai kategori paham (nilai 71-90).
- JADWAL PELAKSANAAN
No
|
Kegiatan
|
April
|
Mei
|
Juni
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
1.
|
Penyusunan
proposal
|
X
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Revisi
proposal
|
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Persiapan
penelitian
|
|
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Penyusunan
Instrumen
|
|
|
|
|
X
|
|
|
|
|
|
5.
|
Tindakan
Siklus I
|
|
|
|
|
|
X
|
|
|
|
|
6.
|
Tindakan
Siklus II
|
|
|
|
|
|
|
X
|
|
|
|
7.
|
Penyusunan
laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
X
|
|
8.
|
Pengiriman
laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
- PERSONALIA
Nama Peneliti : AHMAD AZIZ, S.Pd
NIP : 19770605 200701 1 023
Tempat, tgl lahir : Pekalongan, 5 Juni 1977
Pangkat/Golongan : Penata Muda, III/a
Jabatan : Guru Madya
Pengajar Mapel : IPS Terpadu
Pendidikan terakhir : S1 Pendidikan Ekonomi FIS UNNES
Unit Kerja : SMP Negeri 7 Pekalongan
Alamat Sekolah : Jalan Seruni 59 Pekalongan
Alamat Rumah : Pakumbulan Rt 15 Rw 08 Kec.Buaran
Kabupaten Pekalongan, Hp 02857979753